Rabu, 26 Februari 2014

Wartawan Kuliner

Bisa keliling nusantara sambil menikmati kuliner di setiap daerah yang kita singgahi merupakan salah satu motifasi saya untuk menjadi seorang wartawan kuliner.selain bisa berkeliling nusantara dan menikmati kuliner khas nusantara tentunya mendapat bayaran (Gaji). Di indonesia sendiri kita kenal dengan seseorang yang melantunkan kata “Maknyus”,ya adalah Bondan Winarno dengan ungkapan “Maknyus” telah banyak menghiasi beberapa program wisata kuliner di beberapa stasio televisi di indonesia.Karena sering melihat Bondan Winarno dengan kata “maknyus”nya saya bermimpi suatu hari bisa menjadi seorang wartawan kuliner seperti pak bondan Winarno. Untuk mewujudkan impian saya menjadi wartawan kuliner tentunya saya harus mempunyai hobi jalan-jalan dan hobi makan.memang sedikit aneh,mempunyai hobi makan.untuk memulainya saya mencari beberapa makanan khas daerah yang berada di sekitar jakarta untuk saya nikmati makananya.seperti rumah makan bale lombok yang menyediakan makanan khas lombok yaitu ayam kaliwang,beberapa t5empat makanan khas jogya yang menyediakan makanan “angkringan”seperti angkringan yang berada di daerah palmerah. “mungkin kalo jadi wartawan polhukam itu biasa,sudah banyak wartawan seperti itu.saya ingin cari yang unik.wartawan kuliner menurut saya sebuah profesi yang sangat menantang untuk di lakukan” Ungkap leman bens seorang mahasiswa semester III di sebuah kampus swasta yang berada di jakarta barat. Meskipun Jiwa saya lebih senang sebagai wartawan polhukam,tetapi karena saya ingin mencoba banyak hal dalam hal jurnalis,tidak salah jika saya ingin mencoba peruntungan saya sebagai jurnalis citizen kuliner.Soal hasil tulisan saya tentang kuliner memang belum ada,karena saya baru memulai.tapi untuk hasil tulisan saya terkait polhukam sudah banyak dan sering di muat di beberapa media yang menyediakan kanal jurnalis warga dan di muat di blog pribadi saya. Menurut mahasiwa jurusan manajemen ini,wartawan polhukam dan wartawan kuliner memiliki daya tarik tersendiri.walaupun saya kuliah di fakultas ekonomi yang sangat jauh dengan minat saya di bidang jurnalistik,tapi saya akan mencoba untuk menjadi seorang jurnalis yang memiliki ciri khas. “semoga jurusan di waktu saya kuliah tidak mempengaruhi minat saya untuk terjun di dunia jurnalistik dan memberikan informasi yang akurat kepada para pembaca dan ikut mencerdaskan bangsa memalui tulisan saya” Tutup pria 22 tahun asal jakarta ini.

Senin, 10 Februari 2014

Jenguk Anas di rutan,Pasek Suardika bawakan 2 buku

Sekjen PPI Gede Pasek Suardika hari ini (10/02) menjenguk sahabat sekaligus Presidium PPI Anas urbaningrum (AU)di rutan KPK,Pasek membawakan 2 buku untuk anas yang sedang menjalani masa tahanan atas kasus Gratifikasi proyek hambalang. "Usai kunjungi AU di Rutan KPK. Waktu terasa singkat karena banyaknya pembezuk dan harus bergilir. Pertanda persahabatan tetap hidup diatas masalah,Tadi bawa 2 buku" Ujar pasek di kaun twitternya ‏@G_paseksuardika. senin (10/02). Kedua buku yang di bawakan pasek yaitu buku Rekonsiliasi Puisidan dan satunya lagi Tafsir Al Azhar karya Hamka. pasek mengaku Satu punya dirinya , satu lagi titian sahabat.Penuh makna Rekonsiliasi Puisi sebagai respon pasek atas tulisan AU selama dipenjara yang berasa sastra di dalam fakta. sehingga bisa jadi tambahan provokasi untuk insting sastra yang ada dalam dirinya. Sementara buku Tafsir Al Azhar ternyata karya sejarah monumental seorang Buya Hamka yang mahakaryanya justru tuntas di dalam bui. Bahkan pasek sempat baca sedikit di bagian Hikmat Ilahi"tulisan itu sangat menyentuh" Kata Mantan Ketua Komisi III DPR ini. "energi kata karya seorang budayawan agamain sekelas Hamka yang sangat getar. Banyak kalimatnya bisa menjadi vitamin kesadaran untuk AU,disana bicara soal fakta atas bui berbasis fitnah yang diulas dengan lugas, indah dan berenergi kesadaran. AU tampak senang" Tutup Pasek